Loading

LOWONGAN KERJA !!!

Kami perusahaan asuransi jiwa dari Amerika, berskala International dengan produk asuransi jiwa terlaris di Indonesia.

Membuka lowongan kerja: Marketing Asuransi Jiwa (Part Time dan Full Time)
Requirement :
* Minimal D3/ Semester 6 semua jurusan
* Pria/wanita Max 45 thn
* Menyukai Pekerjaan di lapangan
* Memiliki Kebiasaan Pekerja keras, daya Analisa Bisnis yang kuat
* Memiliki Inisiatif dan Jiwa kepemimpinan yang kuat.
* Siap utk dididik sbg Sales force Commercial
* Berwawasan luas, bertanggung jawab, disiplin

Reward yang didapat:
* Base On Komisi dgn Pendapatan bisa sampai 100jt/bln
* Bonus Tahunan
* Jalan-jalan ke Luar Negeri
* Jenjang Karir yang Pasti.

Minat bawa cv anda dan datang langsung atau kirim email ke :

JAKARTA ARP AIA FINANCIAL White Diamond
jl KH ahmad dahlan lt 2 no. 7
Kebayoran baru jakarta selatan.
telp : (021) 7229108

email : superboyna28@gmail.com
phone : 021 99003462 (rangga)

Pelanggaran Yang Wajar.....???


Assalamualaikum Wr.Wb.....nah akhirnya kita berjumpa lagi, masih di blog yang sama, dengan persoalan yang (hampir) sama pula, dengan dosen yang sama juga, dan dengan penulis (yang tercinta) yang sama pula dan juga. Mungkin anda semua (anda dan keluarga anda, anda dengan pacar anda, anda dengan keluarga pacar anda, anda dengan teman-teman anda, anda dengan keluarga teman-teman anda, dan lain sebagainya yang jika disebutkan satu persatu bisa membuat petugas sensus pusing bukan kepalang) bertanya-tanya kok judulnya aneh begitu (seaneh penulisnya), jadi begini....pada mulanya penulis sempat bingung dengan materi yang diajukan oleh dosennya (gak tau materinya ^^), lalu penulis kita yang tercinta ini bertanya kepada temannya. Sebut saja temannya ini dengan sebutan ‘bunga’, dan berikut ini adalah kutipan dialog yang terjadi.

Penulis (P) : “Eh..bung (singkatan dari ‘bunga’ biar lebih keren dan lebih gagah aja)!!! materi softskill (bukan sop sikil) yang minggu ketiga apaan sih??? w lupa nih (alasan gak mutu)....”
Bunga (B) : “Materi softskill yang w tangkep (emangnya ayam...pake ditangkep-tangkep) tentang pelanggaran etika ato profesionalisme apa yang di masyarakat masih ditoleransi gitu dah....”
P : “Ooo...gitu...!!!(sumpah masih bingung)....thanks (sok kebritish-britishan) ya bung....”
B : “Ok sip dah...”
P (dalam hati) : “Apaan yak maksudnya tadi....jadi bingung dibuatnya daku...”
Tiba-tiba Setan Dalam Hati Penulis (SDHP) dan Malaikat Dalam Hati Penulis (MDHP) angkat bicara (kurang kerjaan ya...masa’ bicara pake diangkat-angkat, mending angkat barbel biar badan jadi gede...tan..tan).
SDHP : “Caelahhh....daku....biasa makan tempe orek aja ngomongnya pake daku-daku segala....!!”
MDHP (dengan polos dan dengan logat kejawa-jawaan) : “Daku...??? ntu bukannya nama buah-buahan????”
SDHP : “Itu DUKU....ahhh taplak kumel....!!!”
MDHP (masih dengan polos) : “Duku itu bukannya yang ada di jari tangan ama kaki????”
SDHP (mulai kesal) : “ITU KUKU!!!!....Ahhh Panci Kriditan!!!!”
MDHP (masih juga polosnya gak ketulungan) : “Ckckck....bahasamu kasar sekali....makanya banyak-banyak baca KUKU biar nambah wawasan..jadi ngomongnya juga gak akan kasar...”
SDHP (emosi tingkat tinggi...kalo diibaratkan gedung 150 lantai tapi gak ada liftnya(apa hubungannya coba???)) : “ITU BUKU!!!!!!......Ahhh $*%@&!!!!!(dibaca: dolarbintangpersenetdantandaserulimakali)”
Akhirnya sejak saat itu Setan dan Malaikat tidak pernah akur hingga sampai sekarang...Sementara Penulis kita hidup bahagia selama-lamanya.....
........

Akhhhhhh!!!!! Kenapa jadi cerita gak karuan nan aneh begini sih.........!!!????

OK..OK...sekarang kita kembali ke topik utama..Setelah bertanya kepada temannya maka baru diketahui bahwa materi untuk softskill minggu ini adalah pelanggaran etika dan profesionalisme di bidang TI namun masih dianggap wajar oleh masyarakat. Mungkin bukan wajar tapi lumrah, yah coba saja kita lihat kegiatan-kegiatan pelanggaran di bidang TI seperti pembajakan film, musik dan lain sebagainya. Coba tanyakan tanggapan masyarakat akan hal itu...pasti jawabannya ‘ahh itu lumrah-kan...ketimbang beli DVD ori yang mahal mending beli DVD bajakan yang murah meriah(kalo dibandingin masih mahal martabak telor ketimbang DVD bajakan, ya gak?)...kualitasnya pun sebelas duabelas dengan yang ori’. Masyarakat kita yang konsumtif sudah pasti mengatakan hal itu sebagai hal yang lumrah. Nah, dari yang lumrah inilah yang melahirkan kewajaran. Jadi, mungkin inilah maksud dari topik kita minggu ini.


Seperti yang penulis telah jelaskan dalam postingan sebelumnya, etika dalam bidang TI mencakup tata cara, tata krama dan tata boga dalam menggunakan teknologi informasi. Contoh pelanggarannya pun telah dijelaskan pula dalam postingan tersebut. Kali ini penulis akan membahas pelanggaran etika tersebut yang masih dibatas tingkat kewajaran (karena persepsi orang tentang tingkat kewajaran berbeda-beda, maka mohon maaf jika anda menganggap ini sudah diluar kewajaran(bagi anda)), contoh simpelnya adalah pembajakan blog (hehehe...ente tau kan maksud ane...), jadi begini maksudnya kadang kala(karena sebulan sekali jadi kadangkala, kalo seminggu sekali jadi seringkali, kalo setiap hari jadi kebiasaan sekali) ketika dosen memberikan kita tugas untuk membuat sebuah essay yang materi berkaitan dengan mata kuliah, banyak mahasiswa (termasuk penulis walaupun masih dalam taraf coba-coba) yang karena gak mau repot ngarang essay (mungkin karena ada penyumbatan di otaknya sehingga ide-ide kreatif nan brilian menjadi tersumbat dan hilang ditelan bumi) akhirnya mereka ngo-pas(ngopi sambil kipas-kipas....bukan ding...maksudnya copy-paste) dari blog lain atau dari sumber-sumber lainnya yang terkait. Nah, bagi mereka itu hal yang wajar apalagi kalo di bagian bawah essaynya ditulis dari mana sumber copi-pastean-nya berasal. Padahal hal tersebut termasuk ke dalam pelanggaran etika...gimana coba?? Padahal untuk mengambil materi dari blog lain seharusnya kita perlu minta ijin sama yang empunya, jangan asal main co-pas trus tinggal tulis sumber begitu....Bagaimana Indonesia mau maju (ngeri juga bayangin Indonesia kalo maju....emangnya doi bisa berenang....salah-salah ntar malah nabrak Australia ato Malaysia) kalo generasi penerusnya gak kreatif gak bisa membuat suatu terobosan baru...bisanya cuma co-pas, niru-niru dan copy cat begitu....ckckckck....

Lalu, bagaimana dengan pelanggaran profesionalisme di bidang TI yang masih dianggap wajar???

Profesionalisme....profesionalisme sering dikaitkan bagaimana kita menghandle suatu masalah tanpa membuat masalah tersebut makin besar dan tak berujung. Singkatnya profesionalisme adalah bagaimana kita menyelesaikan suatu masalah tanpa mengikutsertakan masalah-masalah lainnya ke dalamnya. Adapun pelanggaran terhadap profesionalisme dapat berupa sebagai berikut. Tentu pastilah anda semua pernah melakukannya (kecuali yang gak punya....mohon dengan amat sangat jangan iri yak...), yak..contoh pelanggarannya adalah seperti bermain FB (Frisbee...ehhh..bukan-bukan...maksudnya FaceBook) ketika sedang bekerja atau belajar (bagi mahasiswa dan yang merasa mahasiswa). Okelah..anda pasti mengatakan hal itu wajar..toh cuma ngupdate status doank,,kok dianggap melanggar.... Ya jelas melanggar...melanggar profesionalisme maksudnya. Kegiatan bekerja atau proses belajar-mengajar kok dicampur adukkan dengan masalah update status, yang notabene-nya gak begitu penting (paling update status isinya kalo gak ‘bete’ lah, ‘dosennya bosenin’ lah dan segala macam tetek bengek yang gak karuan, yang kalo dikumpulin bisa dibikin buku primbon). Saya akan kasih contoh yang lain yang hampir mirip (biar yang gak punya FB bisa ikut nimbrung), contohnya adalah chating-chating-an pada saat bekerja maupun belajar. Karena selain mengganggu juga membuat pekerjaan yang harusnya bisa diselesaikan menjadi terhambat dan tertunda dan berujung pada pemecatan atau bagi anda yang pelajar, selain mengganggu proses belajar mengajar juga membuat kita tidak dapat mengikuti materi dengan baik dan berujung pada nilai yang jelek atau bahkan bisa berakibat mengulang kelas.

Itulah contoh-contoh dari pelanggaran etika dan profesionalisme yang masih dianggap wajar oleh masyarakat atau sebagian orang atau sebagian golongan atau sebagian kelompok atau sebagian kalangan. Namun dari kewajaran itu bisa berbuntut pada hal-hal yang tidak diinginkan atau bahkan harus berhadapan dengan
hukum.

Demikianlah postingan untuk minggu ini, bila anda punya pesan dan saran, dapat anda masukkan ke dalam kolom komentar.

Wassalamualaikum Wr.Wb....

Salam Olahraga...(Hwalahhh masih aja ngaconya....udah selesai woiii)..



sumber : orang ngaco (http://rrezzablog.blogspot.com/2010/05/pelanggaran-yang-wajar.html)

wkwkwkwkwkwkkw.............

Artikel Etika dan Profesionalisme TSI

Artikel Etika dan Profesionalisme TSI

Idealnya, setiap bidang profesi memiliki rambu-rambu yang mengatur bagaimana seorang profesional berfikir dan bertindak. Dalam beberapa bidang profesi, seperti kedokteran, jurnalistik, dan hukum, rambu-rambu ini telah disepakati bersama para profesionalnya dan dituangkan ke dalam Kode Etik. Seseorang yang melanggar Kode Etik dinyatakan melakukan malpraktek dan bisa mendapatkan sangsi tergantung kepada kekuatan Kode Etik itu di mata hukum. Sangsi yang dikenakan adalah mulai dari yang paling ringan, yaitu sekedar mendapat sebutan “tidak profesional” sampai pada pencabutan ijin praktek, bahkan hukuman pidana.
Sebagai salah satu bidang profesi, Information Technology (IT) bukan pengecualian, diperlukan rambu-rambu tersebut yang mengatur bagaimana para IT profesional ini melakukan kegiatannya. Sejauh yang saya ketahui, belum ada Kode Etik khusus yang ditujukan kepada IT Profesional di Indonesia. Memang sudah ada beberapa kegiatan yang mengarah ke terbentuknya Kode Etik ini, namun usahanya belum sampai menghasilkan suatu kesepakatan. Dalam tulisan ini, saya ingin memusatkan perhatian kepada Kode Etik yang dibuat oleh IEEE Computer Society dan ACM yang ditujukan khusus kepada Software Engineer sebagai salah satu bidang yang perannya makin meningkat di IT.

Kode Etik Software Engineering yang dikeluarkan oleh joint team IEEE Computer Society dan ACM terdiri dari dua bentuk, versi singkat dan versi panjang. Versi singkatnya dapat dilihat pada gambar di samping, sedangkan versi panjangnya dapat di-download di sini.

Kode Etik ini menekankan agar software engineer (IT profesional) memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga agar profesinya adalah profesi yang bermanfaat bagi masyarakat dan merupakan profesi yang terhormat. Komitmen ini tercermin pada saat seorang software engineer melakukan kegiatannya dalam membangun software, mulai dari melakukan analisa, membuat spesifikasi, membuat design, melakukan coding, testing maupun pemeliharaan software.

Pada setiap kegiatan tersebut, peran software engineer sangat penting, karena ia turut menentukan hasil akhir dari suatu pengembangan system. Dengan kata lain, dia berada dalam posisi untuk berbuat kebaikan atau berbuat yang merugikan orang lain. Untuk itulah pentingnya Kode Etik ini diterapkan oleh setiap individu software engineer.

Kalau kita melihat Kode Etik seperti yang disebutkan di atas, ada lima aktor yang perlu diperhatikan:

Publik
Client
Perusahaan
Rekan Kerja
Diri Sendiri
Kepentingan publik (public interest) mendapat perhatian cukup besar dalam kode etik ini dan di berbagai tempat dalam Kode Etik, kepentingan publik itu disebut-sebut. Dalam melakukan kegiatannya, seorang software engineer dituntut untuk konsisten dengan kepentingan publik. Bahkan dalam rangka memenuhi kewajiban kepada client dan perusahaan pun kita dituntut untuk juga memikirkan kepentingan publik.

Untuk software yang menyangkut hajat hidup orang banyak, misalnya software flight control untuk pesawat terbang, kepentingan publik sangat kentara, yaitu salah satunya adalah safety. Definisi konsisten dengan kepentingan publik dalam kasus ini adalah agar kita membangun suatu software flight control yang reliable dan sesuai dengan fungsinya.

Lantas, bagaimana dengan software-software sederhana yang tidak mempengaruhi kehidupan publik? Misalnya sistem kepegawaian dalam suatu instansi pemerintah? Walaupun dalam derajat yang mungkin lebih rendah dibandingkan nyawa manusia, masih banyak kepentingan publik yang perlu diperhatikan, misalnya kemudahan masyarakat, transparansi, akuntabilitas, masalah uang publik, dll. Kode Etik tersebut meminta agar dalam setiap tindakannya, seorang software engineer memperhatikan kepentingan publik tersebut.

Terhadap client dan perusahaan tempatnya bekerja, software engineer dituntut agar dalam menimbang dan melakukan kegiatannya selalu berorientasi yang terbaik bagi client dan perusahaan. Yang terbaik bagi client adalah apabila kita menghasilkan suatu software yang berkualitas dengan delivery waktu yang sesuai. Bagi perusahaan, yang terbaik adalah apabila pengembangan software tersebut dilakukan dengan se-efisien mungkin sehingga biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin. Dalam hal ini, kepentingan kedua aktor tersebut dapat dipenuhi sekaligus dengan melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien.

Dalam prakteknya, seorang profesional IT bisa dihadapkan pada suatu kondisi yang bertolak belakang antara kepentingan satu aktor dengan kepentingan aktor lainnya. Misalnya, situasi di mana antara kepentingan Perusahaan dengan kepentingan Client bertolak belakang. Perusahaan ingin memotong biaya dengan mengurangi fitur-fitur, sedangkan Client ingin terus menambah fitur-fitur. Bagaimana kita harus bersikap? Siapa yang akan kita menangkan dalam hal ini?

Atau ada kasus sebagai berikut, sebuah instansi pemerintah dalam rangka ”menghabiskan” sisa anggarannya meminta anda untuk membuat suatu system yang anda tahu tidak akan digunakan dan hanya akan membuang uang saja. Sementara Client (dalam hal ini instansi pemerintah) dan Perusahaan anda telah setuju dengan proyek tersebut. Client anda tidak mempermasalahkan apakah software yang dihasilkan akan digunakan atau tidak, begitu pula Perusahaan tempat anda bekerja, tetapi anda tahu bahwa software yang anda buat tidak akan digunakan semestinya dan hal tersebut berarti hanya membuang-buang uang saja. Bagaimana anda bersikap?

Kode Etik tidak berdiri sendiri, perangkat hukum lainnya seperti kontrak kerja harus sama-sama dipenuhi. Dalam kasus pertama dimana terjadi konflik antara Client dan Perusahaan, kita mesti lihat kontraknya. Dokumen kontrak memiliki konsekuensi hukum yang jelas. Tentunya kita ingin memenuhi kontrak tersebut agar tidak kena sangsi hukum.

Kembali ke kasus ”menghabiskan” sisa anggaran tadi, bagaimana kita sebagai IT profesional bertindak apabila kita tahun bahwa proyek yang kita sedang kerjakan adalah sebetulnya proyek main-main untuk menghabiskan anggaran saja? Dari ketiga kemungkinan di bawah ini, mana yang anda pilih?

Minta transfer ke proyek lain yang lebih ”benar”. Atau, kalau tidak memungkinkan untuk minta transfer ke proyek lain, cari saja kerja di perusahaan yang lain.
Kerja secara profesional, menghasilkan software yang terbaik, tidak usah ambil pusing dengan urusan publik.
Kerja setengah hati sambil ngedumel ke rekan kerja bahwa yang dikerjakannya akan hanya buang-buang uang saja.
Dari ketiga pilihan ini pilihan ketiga yang paling tidak konsisten dengan kode etik.

Kode Etik juga mengatur hubungan kita dengan rekan kerja. Bahwa kita harus selalu fair dengan rekan kerja kita. Tidak bolehlah kita sengaja menjerumuskan rekan kerja kita dengan memberi data atau informasi yang keliru. Persaingan yang tidak sehat ini akan merusak profesi secara umum apabila dibiarkan berkembang.

Karyawan IT di client mestinya juga mengadopsi Kode Etik tersebut, sehingga bisa terjalin hubungan profesional antara konsultan dengan client. Bertindak fair terhadap kolega juga berlaku bagi karyawan IT di organisasi client dalam memperlakukan vendornya. Apabila dua perusahaan telah sepakat untuk bekerja sama membangun suatu software, maka para profesional IT di kedua perusahaan tersebut harus dapat bekerja sama dengan fair sebagai sesama profesional IT .

Beberapa perlakuan yang tidak fair terhadap kolega, antara lain:

Menganggap kita lebih baik dari rekan kita karena tools yang digunakan. Misalnya, kita yang menggunakan bahasa JAVA lebih baik daripada orang lain yang pakai Visual BASIC.
Kita merasa lebih senior dari orang lain, oleh karena itu kita boleh menganggap yang dikerjakan orang lain lebih jelek dari kita, bahkan tanpa melihat hasil kerjanya terlebih dahulu.
Seorang profesional IT di client merasa lebih tinggi derajatnya daripada profesional IT si vendor sehingga apapun yang disampaikan olehnya lebih benar daripada pendapat profesional IT vendor.
Persaingan yang tidak sehat akan menghasilkan zero-sum game, yaitu kondisi dimana seorang dapat maju dengan cara membuat orang lain mundur. Dengan bertindak fair, dapat dimungkinan dua pihak yang berkompetisi dapat sama-sama maju.

Walaupun Kode Etik di atas belum secara resmi diadopsi oleh asosiasi profesi di Indonesia, namun tidak ada salahnya apabila kita para profesional di bidang Software Engineering mengadopsinya secara pribadi. Selain hal tersebut merupakan bentuk pertanggung-jawaban moral sebagai profesional di bidangnya, mengadopsi kode etik akan mengangkat citra kita ke tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, dengan mulai mengikutinya sejak awal, maka, ketika suatu saat kode etik tersebut menjadi resmi diadopsi, kita telah siap.


Ref : http://telematika-shinta.blogspot.com/2010/04/artikel-etika-dan-profesionalisme-tsi.html






Etika dalam pertemanan dunia maya

Etika dalam pertemanan dunia maya

Kegalauan kembali mengisi pikiran di kepala ketika mendengar perbincangan beberapa kawan yang membahas kasus yang terjadi di dunia maya.Tepatnya, pada perbincangan mengenai salah satu dari sekian banyak situs pertemanan yang menjadi konsumsi pokok manusia maya.
Asumsi kemudian muncul bahwa situs pertemanan ini juga bisa disebut situs permusuhan. mengapa demikian?
Topik apapun dapat dituangakan dalam situs pertemanan mulai dari hal-hal yang sifatnya umum sampai pada masalah pribadi seseorang. Saat ini masalah pribadi seseorang menjadi topik yang paling menarik diperbincangkan dikalangan manusia maya penggila situs pertemanan, mungkin karena pengaruh Infotainment media atau memang sifat dasar manusia yang seperti itu, entahlah!
Pertanyaan kembali muncul, apakah ada etika dalam dunia maya? atau memang di dunia maya khususnya situs pertemanan orang bebas melakukan apa saja.

Cercaan, makian, hinaan atau apalah namanya…!bisa muncul kapan saja.








MIDDLEWARE TELEMATIKA, OSGI, JCP/AMI-C

MIDDLEWARE TELEMATIKA

middleware adalah istilah umum dalam pemrograman komputer yang digunakan untuk menyatukan, sebagai penghubung, ataupun untuk meningkatkan fungsi dari dua buah progaram/aplikasi yang telah ada.
Perangkat lunak middleware adalah perangkat lunak yang terletak diantara program aplikasi dan pelayanan-pelayanan yang ada di sistim operasi. Adapun fungsi dari middleware adalah:

* Menyediakan lingkungan pemrograman aplilasi sederhana yang menyembunyikan penggunaan secara detail pelayanan-pelayanan yang ada pada sistem operasi .

* Menyediakan lingkungan pemrograman aplikasi yang umum yang mencakup berbagai komputer dan sistim operasi.

* Mengisi kekurangan yang terdapat antara sistem operasi dengan aplikasi, seperti dalam hal: networking, security, database, user interface, dan system administration.

Database middleware adalah salah satu jenis middleware disamping message-oriented middleware, object-oriented middleware, remote procedure call, dan transaction processing monitor. Pada prinsipnya, ada tiga tingkatan integrasi sistem komputer yaitu integrasi jaringan, integrasi data, dan integrasi applikasi. Database middleware menjawab tantangan integrasi data, sedangkan midleware-middleware yang lain menjawab tantangan integrasi applikasi dan jaringan.

Database middleware yang paling umum digunakan adalah ODBC (Open DataBase Connectivity). Keterbatasan ODBC adalah bahwa middleware ini didisain untuk bekerja pada tipe penyimpanan relational database, lebih tepatnya SQL-based relational database2, meskipun pada saat buku ini ditulis sudah tersedia ODBC untuk text file dan Excel spreadsheet.

Database middleware yang lain, yang merupakan superset daripada ODBC adalah OLEDB. OLEDB bisa mengakses hampir segala macam bentuk database, dan karenanya Microsoft mengklaim OLEDB sebagai Universal Data Access Interface2. Kelebihan yang lain dari OLEDB adalah dia didisain dengan konsep obyek komponen (Component Object Model) yang mengandalkan object-oriented computing dan menjadi salah satu trend di dunia komputasi. Hanya saja OLEDB relatif masih baru pada saat buku ini ditulis, sehingga penulis belum dapat mengevaluasinya lebih jauh.

Database middleware yang ketiga lebih bersifat produk daribada sekedar standard seperti ODBC dan OLEDB yang bisa dibuat oleh berbagai vendor. Beberapa produk database middleware yang bisa disebutkan di sini adalah Oracle’s DB Integrator (previously DIGITAL’s DB Integrator), Sybase’s Omni CONNECT, and International Software Group’s Navigator. Kelebihan dari produk-produk ini dibandingkan dengan standard seperti ODBC dan OLEDB adalah performance, yang sangat sulit dimiliki oleh suatu produk yang mengacu pada standar1.

Sumber:

idkf.bogor.net/…/n21-software-bab2-industri-software-05-1998.rtf

OSGI PADA TELEMATIKA

gamabar

Gambar di atas merupakan bentuk contoh implementasi OSGI.
Pada era sekarang ini teknologi Osgi sudah sangat banyak dikembangkan untuk berbagai macam keperluan dalam sehari hari maupun di bidang teknologi informasi dan industry serta di bidang ilmu komputer. Peranan Teknologi OSGI dapat terlihat di dalam bidang kehidupan sehari – hari, dalam bidang teknologi industry dan dalam bidang ilmu komputer.
Dalam kehidupan sehari-hari teknologi OSGI dikembangkan untuk mengendalikan alat-alat elektronik dalam rumah tangga dengan internet. Yaitu dengan menghubungkan berbagai framework OSGI ini untuk mengendalikan alat-alat rumah tangga yang bersifat elektronik. Hal ini dilakukan dengan berbagai protocol network yaitu Bluetooth, uPnP,HAVi, dan X10. Dengan bantuan Jini dan standart OSGI dari sun microsistem yaitu Java Embedded Server. Teknologi ini dinamakan home network dan jinni adalah salah satu standart untuk pembuatan home nerwork yang berbasis java.
Dalam bidang Teknologi dan industry, dalam hal ini pengembangan OSGI dalam Teknologi dan industri adalah untuk otomatisasi industri. Seperti otomatisnya system dalam gudang yang dapat meminta dalam PPIC untuk mengadakan bahan baku, dan masih banyak yang lain.
Ilmu Komputer
Dalam ilmu Komputer ini sangat banyak pengembang yang memanfaatkan teknologi OSGI ini. Dari surfing di internet banyak yang mengulas tentang Pemrograman Java yang mengapdopsi teknologi osgi ini. Salah satu contoh adalah knopflerfish merupakan framework untuk melakukan OSGI didalam program Java. Dan juga eclipse IDE merupakan OSGI framework yang dikembangkan oleh eclipse dan berbasis GUI. Dan masih banyak juga dalam server serta program-program lain yang mengembangkan teknologi OSGI ini.

SUMBER :http://idpelajar.com/komputer/osgi-open-service-gateway-initiative/

JPC | AMI-C

Java Community Process mungkin organisasi yang paling penting dalam dunia perangkat lunak Jawa, dengan kemungkinan pengecualian dari Sun Microsystems itu sendiri. Bahkan JCP, yang membantu menentukan masa depan Jawa dengan mengembangkan teknologi Java baru spesifikasi dan referensi implementasi, hampir tidak terpisah dari Sun. Sponsor perusahaan organisasi dengan membayar gaji para staf, dan memberikan pengaruh yang besar atas kerja dalamnya.

Ini adalah sesuatu yang baru, tentu saja. The JCP didirikan oleh Sun Microsystems pada tahun 1998. Selama dekade terakhir perusahaan telah melepaskan kontrol atas JCP, tetapi para pengecam mengatakan itu tidak cukup. Banyak di masyarakat Jawa percaya bahwa Sun mengejar kepentingan komersial sendiri tidak sesuai dengan tujuan membina sebuah lingkungan kolaboratif yang hanya bertujuan untuk meningkatkan teknologi Java.

Beberapa telah menyerukan perubahan yang lebih mendasar pemerintahan dari JCP, atau mengusulkan agar JCP harus dibebaskan dari Sun sama sekali.

Lain mengatakan bahwa Sun tidak mampu melepaskan kendali atas badan standar Jawa, dan bahwa kepemimpinan JCP membutuhkan lebih banyak dari Sun, tidak kurang.








Layanan Telematika









LAYANAN TELEMATIKA (Telematics Services)

  • Layanan informasi

Tidak dapat dipungkiri bahwa seperti halnya infrastruktur transportasi, jalan, dan listrik, teknologi telematika yang merupakan konvergensi dari telekomunikasi, teknologi informasi dan penyiaran memungkinkan terlaksananya aktivitas perekonomian dan sosial kemasyarakatan dengan lebih baik. Meski kontribusi sektor telematika dalam Pendapatan Nasional belum cukup signifikan, hanya sebesar 5.1% utuk tahun 2000 dan 5.8% untuk tahun 2001 namun dengan tersedianya infrastruktur dan layanan telekomunikasi dan informasi, sesungguhnya membantu aktivitas perekonomian, pendidikan, pemerintahan dan aktivitas di sektor lain untuk dapat lebih cepat berputar, lebih efisien berproses dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan di sektor lain selain telekomunikasi dan informasi.

Salah satu contoh dari dampak langsung pertumbuhan industri telekomunikasi dan informasi di Indonesia terdapat di majalah Warta Ekonomi edisi Maret 2001 yang mencatat ada sedikitnya 900 perusahaan dotcom di Indonesia pada saat booming bisnis e-commerce. Jika rata – rata setiap perusahaan menyerap 50 tenaga kerja ahli di bidang telematika, maka 45.000 tenaga kerja telah terserap dalam industri dotcom di Indonesia. Di bidang penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi, serta penyedia layanan Teknologi Informasi (TI), diperkirakan tidak kurang dari satu juta tenaga kerja terserap di sektor ini. Sayangnya, menyusul surutnya bisnis e-commerce dan kurangnya dukungan infrastruktur informasi di Indonesia menjadikan banyak perusahaan dotcom Indonesia kurang berhasil dibandingkan India atau negara lain.

Masalah infrastruktur telekomunikasi dan informasi akan semakin mudah dipahami apabila kita melihat wilayah Indonesia bagian timur yang dari sisi kondisi geografisnya cukup sulit untuk dijangkau dan mengakibatkan pembangunannya selalu tertinggal dari wilayah Indonesia lainnya. Dengan adanya teknologi telematika aliran informasi dapat diterima oleh penduduk di kawasan Indonesia timur pada saat yang bersamaan dengan penduduk di daerah lainnya, sehingga tidak terjadi masalah kesenjangan informasi yang akan berakibat pada kurang kompetitifnya daerah kawasan Indonesia timur. Demikian juga dalam hal pendidikan, dengan adanya teknologi telematika, hambatan untuk memperoleh pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga tingkat tinggi dapat diminimalisir melalui tele-education. Perdagangan dapat dipercepat transaksinya dan perhitungan bisnis menjadi lebih akurat melalui e-commerce. Selanjutnya diharapkan pertumbuhan pembangunan akan terjadi dengan memberdayakan potensi daerah kawasan Indonesia timur itu sendiri.

Pembangunan sektor telekomunikasi diyakini akan menarik berkembangnya sektor – sektor lain, sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang secara konsisten menyatakan bahwa penambahan investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3%. Hipotesis ini telah terbukti kebenarannya di negara – negara Jepang, Korea, Kanada, Australia, negara – negara Eropa, Skandinavia, dan lainnya yang telah memberi perhatian besar pada sektor telekomunikasi, sehingga selain jumlah pengguna telepon (teledensity) meningkat, terjadi pula peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa Teknologi Telematika sesungguhnya merupakan bagian dari infrastruktur pembangunan.

Akibat arus globalisasi ekonomi dan kondisi di banyak negara infrastruktur telematikanya telah tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, maka oleh lingkungan internasional, teknologi telematika khususnya telekomunikasi telah dianggap sebagai komoditas, dan oleh karenanya dalam aktivitas transaksinya selalu menggunakan perhitungan bisnis yang berorientasi profit. Indonesia yang juga tergabung dalam organisasi WTO, tidak terkecualikan dalam lingkungan global ini. Saat ini dapat dikatakan hampir tidak ada perusahaan-perusahaan penyedia jaringan dan layanan telekomunikasi di Indonesia yang tidak berorientasi profit. Pemerintah sendiri sudah sejak beberapa tahun terakhir tidak pernah lagi mengalokasikan dananya untuk membangun infrastruktur telekomunikasi. Tugas pembangunan infrastruktur telekomunikasi dibebankan kepada swasta atau BUMN. Dari penjelasan ini, maka infrastruktur telekomunikasi dan informasi telah menjadi komoditas. Dengan memperlakukan infrastruktur telekomunikasi dan informasi sebagai komoditas, diharapkan pemerintah tidak perlu terlalu jauh mengatur kompetisi dalam penyediaan komoditas, dan mulai menyerahkan pengaturannya kepada mekanisme pasar.

Namun harus disadari bahwa belum seluruh penduduk Indonesia dapat menikmati manfaat dari infrastruktur telekomunikasi ini, bahkan Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah infrastruktur telekomunikasi yang rendah di dunia. Meskipun duopoli dalam kompetisi di sektor telekomunikasi telah diberlakukan, tampaknya aturan pasca duopoli masih perlu diperbaiki agar lebih banyak masyarakat yang dapat memperoleh manfaat layanan telematika. Oleh karenanya penanganan masalah telekomunikasi dalam menyikapi lingkungan global dan kebutuhan penyediaan infrastruktur domestik perlu dilakukan secara hati-hati dan terencana mengingat berbagai permasalahan yang terdapat di dalam sektor yang terkonvergensi ini dan kaitannya dengan keterhubungan infrastruktur luar negeri yang cukup kompleks.

Untuk permasalahan penyiaran, perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh penanganan masalah lembaga penyiaran publik, masalah kepemilikan silang dan kepemilikan asing dari lembaga penyiaran swasta dan masalah konten yang memerlukan kejelian dalam menyesuaikannya dengan hal-hal yang berkaitan dengan aspek sosial dan budaya masyarakat Indonesia.

Sumber : Pupil Klasmaya at

  • Layanan Layanan Context-Aware dan Event-base

Di dalam ilmu komputer, terdapat sebuah gagasan yang menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang kemudian diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, istilah context-awareness mengacu kepada kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan utama di bidang penelitian ilmu komputer.

Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu:

1. The acquisition of context

Hal ini berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang diinginkan, sebagai contoh : pemilihan konteks lokasi, dengan penggunaan suatu sensor lokasi tertentu (misalnya: GPS) untuk melihat situasi atau posisi suatu lokasi tersebut.

2. The abstraction and understanding of context

Pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam suatu konteks.

3. Application behaviour based on the recognized context

Terakhir, dua hal yang paling penting adalah bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.

Empat kategori aplikasi context-awareness menurut Bill N. Schilit, Norman Adams, dan Roy Want, yaitu :

1. Proximate selection

Proximate selection adalah sebuah teknik antarmuka yang memudahkan pengguna dalam memilih atau melihat lokasi objek (benda atau manusia) yang berada didekatnya dan mengetahui posisi lokasi dari user itu sendiri. Ada dua variabel yang berkaitan dengan proximate selection ini, yaitu locus dan selection, atau tempat dan pilihan.

Setidaknya, ada tiga jenis lokasi objek yang bisa ditanamkan ke dalam aplikasi dengan menggunakan teknik ini, yaitu:

1. Perangkat input dan output yang menyediakan penggunaan share lokasi bersama, seperti: penggunaan printer, facsimiles, komputer, video camera, dan lain-lain.

2. Kumpulan objek-objek yang membutuhkan suatu perangkat lunak tertentu untuk saling berinteraksi, misalnya pada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan penyatuan dokumen baik antar divisi maupun dalam satu divisi ke dalam suatu database tertentu.

3. Kumpulan lokasi atau tempat yang sering dikunjungi, seperti restoran, night club, pom bensin, mall, dan tempat-tempat lainnya. Dengan adanya inovasi ini tentunya lebih mempermudah user untuk mencari suatu tempat tertentu tanpa harus bergantung kepada yellow pages directori atau bertanya kepada masyarakat sekitar.

2. Automatic Contextual Reconfiguration

Aspek terpenting dari salah satu contoh kasus sistem context-aware ini adalah bagaimana konteks yang digunakan membawa perbedaan terhadap konfigurasi sistem dan bagaimana cara antar setiap komponen berinteraksi. Sebagai contoh, penggunaan virtual whiteboard sebagai salah satu inovasi automatic reconfiguration yang menciptakan ilusi pengaksesan virtual objects sebagai layaknya fisik suatu benda.

Contextual Reconfiguration juga bisa diterapkan pada fungsi sistem operasi; sebagai contoh: sistem operasi suatu komputer A bisa memanfaatkan memori komputer lainnya yang berada didekatnya untuk melakukan back-up data sebagai antisipasi jika power komputer A melemah.

3. Contextual Informations and Commands

Kegiatan manusia bisa diprediksi dari situasi atau lokasi dimana mereka berada. Sebagai contoh, ketika berada di dapur, maka kegiatan yang dilakukan pada lokasi tersebut pasti berkaitan dengan memasak. Hal inilah yang menjadi dasar dari tujuan contextual information and commands, dimana informasi-informasi tersebut dan perintah yang akan dilaksanakan disimpan ke dalam sebuah directory tertentu.

Setiap file yang berada di dalam directory berisi locations and contain files, programs, and links. Ketika seorang user berpindah dari suatu lokasi ke lokasi lainnya, maka browser juga akan langsung mengubah data lokasi di dalam directory. Sebagai contoh: ketika user berada di kantor, maka user akan melihat agenda yang harus dilakukan; ketika user beralih lagi ke dapur, maka user tersebut akan melihat petunjuk untuk membuat kopi dan data penyimpanan kebutuhan dapur.

4. Context-Triggered Actions

Cara kerja sistem context-triggered actions sama layaknya dengan aturan sederhana IF-THEN. Informasi yang berada pada klausa kondisi akan memacu perintah aksi yang harus dilakukan. Kategori sistem context-aware ini bisa dikatakan mirip dengan contextual information and commands, namun perbedaannya terletak pada aturan-aturan kondisi yang harus jelas dan spesifik untuk memacu aksi yang akan dilakukan.

Aturan umum yang harus diisi pada form context-triggered actions :

badge location event-type action

event­-type dapat berupa kondisi : arriving, departing, settleld-in, missing, or attention. Sebagai contoh :

coffee kitchen arriving “play –v 50 ~/sounds/rooster.au”

artinya, ketika siapapun berada di dapur dan menggunakan mesin coffee maker maka alarm rooster sound akan berbunyi.

Sumber : http://helenamayawardhani.wordpress.com/2009/07/17/context-awareness/

TEKNOLOGI

  • Jaringan Wireless
  • Jaringan wireless: jaringan yang mengkoneksikan dua komputer atau lebih menggunakan sinyal radio, cocok untuk berbagi-pakai file, printer, atau akses Internet. Berbagi sumber file dan memindah-mindahkannya tanpa menggunakan kabel.
  • Mudah untuk di-setup dan handal sehingga cocok untuk pemakaian di kantor atau di rumah.
  • Produk dari produsen yang berbeda kadang-kadang tidak kompatibel.
    Harganya lebih mahal dibanding menggunakan teknologi ethernet kabel biasa.

Bila Anda ingin mengkoneksikan dua komputer atau lebih di lokasi yang sukar atau tidak mungkin untuk memasang kabel jaringan, sebuah jaringan wireless (tanpa kabel) mungkin cocok untuk diterapkan. Setiap PC pada jaringan wireless dilengkapi dengan sebuah radio tranceiver, atau biasanya disebut adapter atau kartu wireless LAN, yang akan mengirim dan menerima sinyal radio dari dan ke PC lain dalam jaringan. Anda akan mendapatkan banyak adapter dengan konfigurasi internal dan eksternal, baik untuk PC desktop maupun notebook.
Mirip dengan jaringan Ethernet kabel, sebuah wireless LAN mengirim data dalam bentuk paket. Setiap adapter memiliki nomor ID yang permanen dan unik yang berfungsi sebagai sebuah alamat, dan tiap paket selain berisi data juga menyertakan alamat penerima dan pengirim paket tersebut. Sama dengan sebuah adapter Ethernet, sebuah kartu wireless LAN akan memeriksa kondisi jaringan sebelum mengirim paket ke dalamnya. Bila jaringan dalam keadaan kosong, maka paket langsung dikirimkan. Bila kartu mendeteksi adanya data lain yang sedang menggunakan frekuensi radio, maka ia akan menunggu sesaat kemudian memeriksanya kembali.
Wireless LAN biasanya menggunakan salah satu dari dua topologi–cara untuk mengatur sebuah jaringan. Pada topologi ad-hoc–biasa dikenal sebagai jaringan peer-to-peer–setiap PC dilengkapi dengan sebuah adapter wireless LAN yang mengirim dan menerima data ke dan dari PC lain yang dilengkapi dengan adapter yang sama, dalam radius 300 kaki (±100 meter). Untuk topologi infrastruktur, tiap PC mengirim dan menerima data dari sebuah titik akses, yang dipasang di dinding atau langit-langit berupa sebuah kotak kecil berantena. Saat titik akses menerima data, ia akan mengirimkan kembali sinyal radio tersebut (dengan jangkauan yang lebih jauh) ke PC yang berada di area cakupannya, atau dapat mentransfer data melalui jaringan Ethernet kabel. Titik akses pada sebuah jaringan infrastruktur memiliki area cakupan yang lebih besar, tetapi membutuhkan alat dengan harga yang lebih mahal.
Walau menggunakan prinsip kerja yang sama, kecepatan mengirim data dan frekuensi yang digunakan oleh wireless LAN berbeda berdasarkan jenis atau produk yang dibuat, tergantung pada standar yang mereka gunakan. Vendor-vendor wireless LAN biasanya menggunakan beberapa standar, termasuk IEEE 802.11, IEEE 802.11b, OpenAir, dan HomeRF. Sayangnya, standar-standar tersebut tidak saling kompatibel satu sama lain, dan Anda harus menggunakan jenis/produk yang sama untuk dapat membangun sebuah jaringan.

  • Semua standar tersebut menggunakan adapter menggunakan segmen kecil pada frekuensi radio 2,4-GHz, sehingga bandwith radio untuk mengirim data menjadi kecil. Tetapi adapter tersebut menggunakan dua protokol untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam pengiriman sinyal:
  • Frequency hopping spread spectrum, dimana paket data dipecah dan dikirimkan menggunakan frekuensi yang berbeda-beda, satu pecahan bersisian dengan lainnya, sehingga seluruh data dikirim dan diterima oleh PC yang dituju. Kecepatan sinyal frekuensi ini sangat tinggi, serta dengan pemecahan paket data maka sistem ini memberikan keamanan yang dibutuhkan dalam satu jaringan, karena kebanyakan radio tranceiver biasa tidak dapat mengikutinya.
  • Direct sequence spread spectrum, sebuah metode dimana sebuah frekuensi radio dibagi menjadi tiga bagian yang sama, dan menyebarkan seluruh paket melalui salah satu bagian frekuensi ini. Adapter direct sequence akan mengenkripsi dan mendekripsi data yang keluar-masuk, sehingga orang yang tidak memiliki otoritas hanya akan mendengar suara desisan saja bila mereka menangkap sinyal radio tersebut.
  • Vendor wireless LAN biasanya menyebutkan transfer rate maksimum pada adapter buatan mereka. Model yang menggunakan standar 802.11 dapat mentransfer data hingga 2 megabit per detik, baik dengan metode frequency hopping atau direct sequence. Adapter yang menggunakan standar OpenAir dapat mentransfer data hingga 1,6-mbps menggunakan frequency hopping. Dan standar terbaru, HomeRF dapat mengirim dan menerima data dengan kecepatan 1,6-mbps (dengan menggunakan metoda frekuensi hopping). Wireless LAN kecepatan tinggi menggunakan standar 802.11b–yang dikenal sebagai WiFi–mampu mengirim data hingga 11-mbps dengan protokol direct sequence.

Sumber : http://esrt2000.50megs.com/cara_kerja_jaringan_tanpa_kabel_.htm

  • Terminal

Pada saat terminal/client/terminal/client melakukan proses booting, garis besar proses yang dijalankan

adalah:

1. Mencari alamat ip dari dhcp server.

2. Mengambil kernel dari tftp server.

3. Menjalankan sistem file root dari nfs server.

4. Mengambil program X-server ke dalam memory dan mulai menjalankannya.

5. Melakukan hubungan dengan xdm server dan user login ke dalam xdm server.

Dalam contoh kasus diatas, dhcp server, tftp server, nfs server dan xdm server berada dalam satu mesin komputer atau disebut server. Pada saat komputer terminal/client selesai melakukan proses booting dan user login ke dalam server, beberapa program aplikasi akan berjalan didalam server tetapi output / tampilan akan berada pada komputer terminal/client. Ini adalah teori dasar dari x-windows ltsp. Komputer terminal/client hanya berjalan pada linux kernel, Xfree86, Init dan print server daemon untuk melakukan pencetakan ke dalam lokal printer. Karena progaram ini adalah sangat kecil agar dapat dijalankan padakomputer` terminal/client maka kita dapat melakukan penghematan daya listrik dengan memakai power yang rendah dan dapat dijalankan dengan menggunakan komputer 486 16mb untuk ram dengan tampilan x window terminal/client (tanpa harddisk). Bila kita menggunakan beberapa komputer terminal/client dengan satu server permasalahan yang timbul jika komputer terminal/client akan berjalan, komputer terminal/client akan butuh untuk menulis beberapa files ke dalam server, dan juga komputer terminal/client membutuhkan untuk menghubungkan beberapa sistem file root. Jika mempunyai 50 komputer terminal/client kita membutuhkan 50 bagian direktori yang

harus diexported. Ini adalah salah satu kenyataan dan tantangan yang harus di coba untuk ditangani. Garis besarnya, tutorial singkat ini akan memberikan contoh konfigurasi file dan program yang dibutuhkan agar komputer terminal/client dapat berjalan pada saat di booting. Beberapa komputer terminal/client mempunyai spesifikasi perangkat keras yang berbeda. Seperti lan card, vga card dan type

FITUR PADA MUKA ANTAR TELEMATIKA

interface merupakan salah satu media yang digunakan komputer untuk berkomunikasi dengan manusia. interface di komputer dikenal dengan GUI (Graphical User Interface).

Penghubung antara dua sistem atau alat. Media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari suatu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat terintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

Interface ini, meliputi:
1. perangkat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, dan perangkat yang secara tidak langsung mengontrol perangkat lunak.
2. piranti input atau output
3. prosedur pemakaian perangkat.

Dalam terminologi perangkat lunak, interface bisa diartikan sebagai tampilan atau cara perangkat lunak bersangkutan berinteraksi dengan penggunanya. Sedangkan dalam terminologi perangkat keras, interface mengacu kepada standar yang digunakan oleh suatu peripheral tertentu untuk berhubungan dengan peripheral lainnya dalam satu sistem.

http://www.total.or.id/info.php?kk=inter…



TUGAS SPK

z = 1200000Y1 + 500000Y2
Y1 + 4Y2 ≤ 480
Y1 ≤ 120
Y2 ≤ 30

z = 1200000Y1 + 500000Y2 + 0S1 + 0S2 + 0S3
Y1 + 4Y2 + S1 = 480
Y1 + S2 = 120
Y2 + S3 = 30

var. Z Y1 Y2 S1 S2 S3 NK
Z 1 -1.2 JT -500RB 0 0 0 0
S1 0 1 4 1 0 0 480
S2 0 1 0 0 1 0 120
S3 0 0 1 0 0 1 30


S1 → 480 : 1 = 480
S2 → 120 : 1 = 120 Baris pivot adalah baris dengan nilai terkecil.
S3 → 30 : 0 = ∞Di sini berarti baris S2 dengan nilai 120.


u/ baris 1 (fungsi tujuan) :
-1.2JT -500RB 0 0 0 0
1.2JT( 1 0 0 1 0 120)
0 -500RB 0 1.2JT 0 144JT

untuk baris 2 (S1) :
1 4 1 0 0 480
-1( 1 0 0 1 0 120)
0 4 1 -1 0 360

untuk baris 4 (S3) :
0 1 0 0 1 30
0( 1 0 0 1 0 120)
0 1 0 0 1 30

var. Z Y1 Y2 S1 S2 S3 NK
Z 1 0 -500RB 1.2JT 0 0 144JT
S1 0 0 4 1 -1 0 360
Y1 0 1 0 0 1 0 120
S3 0 0 1 0 0 1 30

Kemudian cari baris pivotnya kembali :
S1 → 360 : 0 = ∞
S2 → 120 : 0 = ∞
S3 → 30 : 1 = 30 baris pivotnya adalah baris S3

untuk baris 1 (fungsi tujuan) :
-500RB 1.2 JT 0 0 144JT
500RB( 1 0 0 1 30)
0 0 1.2JT 500RB 159JT

untuk baris 2 (S1) :
4 1 -1 0 360
-4( 1 0 0 1 30)
0 1 -1 -4 240

untuk baris 3 (Y) :
0 0 1 0 120
0( 1 0 0 1 30)
0 0 1 0 120

var. Z Y1 Y2 S1 S2 S3 NK
Z 1 0 0 0 1.2JT 500RB 159JT
Y1 0 0 0 1 -1 -4 240
Y2 0 1 0 0 1 0 120
S3 0 0 1 0 0 1 30


Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwasanya :
1. best profit atau keuntungan maksimum pengrajin itu adalah Rp 159000000.
2. total produksi mejanya (Y1) adalah 240 buah.
3. total produksi kursinya (Y2) adalah 120 buah.




WWW.GUNADARMA.AC.ID
WWW.STUDENTSITE.GUNADAR.AC.ID
TWITTER.COM
FACEBOOK.COM
FRIENDSTER.COM
ADVERTISER
  • ROXX SHARE
  • PRESENTS
  • WIDGETS
  • TEMPLATES
  • WORM TECHNIQUES
  • INSPIRATIONS

Cebox :D

Recent Comments

Popular Posts

Change Language

Langganan Artikel

Random Posts